SURABAYA, KOMPAS.com — Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) menunggu pemerintah menyusun formulasi menghadapi
gejolak sosial pascakenaikan harga BBM April 2012. PKS berharap, formulasi
tersebut berlaku efektif dan benar-benar membuat masyarakat tidak semakin
terpuruk pascakenaikan harga BBM.
“Kami menunggu formulasi yang
disusun oleh menteri terkait untuk dibahas bersama dan dikritisi” Lutfi Hasan
Ishak
PKS secara prinsip memahami bahwa
kebijakan menaikkan harga BBM terpaksa diambil pemerintah untuk mengimbangi
harga pasar minyak dunia. ''Dalam konteks ini kami tidak punya urusan dengan
harga minyak dunia, kami hanya fokus pada dampak sosial setelah kenaikan BBM,''
kata Presiden PKS Lutfi Hasan Ishak saat akan membuka Rakornas Jati Jaya, Bali,
Nusra di Surabaya, Jumat (9/3/2012).
Dia khawatir, jika formulasi yang
dibuat tidak efektif akan berdampak pada masalah ekonomi yang ujung-ujungnya
juga berdampak pada stabilitas politik nasional. ''Kami menunggu formulasi yang
disusun oleh menteri terkait untuk dibahas bersama dan dikritisi,'' tambahnya.
Menyikapi kebijakan Bantuan
Langsung Tunai (BLT) yang diterapkan sebagai salah satu kompensasi kenaikan
harga BBM, Lutfi mengatakan, BLT hanya bersifat sementara sehingga tidak cukup
signifikan untuk ''menyembuhkan'' korban kenaikan harga BBM.
Seperti diberitakan, pemerintah
telah mengajukan usulan kenaikan harga BBM bersubsidi Rp 1.500 per liter dalam
Rancangan APBN Perubahan 2012. Pemerintah juga menyiapkan empat kompensasi bagi
masyarakat yang terkena dampak kenaikan harga BBM. Kompensasi itu, antara lain,
bantuan langsung tunai, menambah jumlah penerima beasiswa bagi masyarakat
miskin, menambah jumlah beras untuk rakyat miskin, dan kompensasi bagi sektor
transportasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar