Islamedia - Di
PKS kami kader kadernya diwajibkan menghadiri pengajian rutin sepekan sekali.
Mempelajari ilmu ilmu agama, akhlak akhlak yang baik, nilai nilai kemanusiaan,
dan nilai nilai ketuhanan. Bertahun –
tahun, pengajian itu kami lakukan. Sampai membentuk karakter manusia
yang baik. Bernurani jernih, dan berjiwa lembut. Itulah mengapa, kami selalu
bersemangat mengadakan baksos, membatu korban bencana alam.
Bukan!
Bukan semata
karena alasan politik, kalau hanya
karena alasan politik, nisacaya kami tidak akan mau melakukan pekerjaan
pekerjaan sosial itu. Yang kami cari jauh melebihi motivasi motivasi duniawi
tersebut. Menembus langit, yaitu dalam rangka menyenangkan tuhan kami, Allah
swt.
Di pengajian
pekanan itulah, kami kader PKS dikontrol, dievalusai, kehidupan kami dalam
kurun sepekan tersebut. Kehidupan ruhiyah (amalan amalan) kami, dan kehidupan
sosial kami. Diantara kami ada yang grafik nya naik turun. Tetapi naik turun
semangat tadi, masih dalam kecenderungan meningkat. Dan dengan proses penjagaan itulah, kami, kader – kader pks
dapat memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa kami dapat menjaga amanah, amanah
dari rakyat, amanah dari Allah.
Bahwasannya kami
punya mekanisme, kami punya instrument penjagaan yang begitu kami taati, begitu
kami rindukan dari pekan ke pekannya..
Di pengajian
pekanan itulah, poin poin seperti shalat lima
waktu - tepat waktu - di masjid, di evaluasi. Dan tidak sekedar
dievaluasi, disanalah kami menemukan alasannya, mengapa kami diperintahkan
Allah begitu, apa enaknya buat kami melaksanakan perintah perintah Allah
tersebut. Disanalah kami menemukan kawan berlomba, menjadi yang terbaik dimata
Allah.
Selanjutnya yang
bisa kami sampaikan adalah setiap pekan rata rata kader pks diajak untuk adalah
Shaum senin kamis, Shalat Dhuha, Shalat tahajud minimal dua kali, berinfak, dan
seterusnya.. termasuk mengkhatamkan Al-Qur'an paling lama sebulan sekali.
Dan dengan semua
ketentuan partai itulah kami mendewasakan diri kami, sebagai bagian dari
masyarakat, juga sebagai kader partai yang suatu saat akan diamanahkan ke
parlemen, atau menjadi kepala daerah, menteri, dan presiden. Menyiapkan kualitas
kualitas diri kami, sampai Allah melihat telah sampailah waktunya kami diberi
amanah kepemimpinan tersebut.
Maka, kami bisa
sampaikan, bahwa calon calon legislatif dari PKS, calon calon kepala daerah
dari pks memiliki kualifikasi kedekatan dengan Allah yang kurang lebih seperti
penjelasan diatas. Dan terus dijaga setiap pekannya. Memiliki akhlak baik, hati
yang peka, dan semangat yang terjaga. Karena untuk itulah kami diwajibkan
mengikuti pengajian pekanan tersebut.
Bagi kami kader
PKS, jabatan kepala daerah, jabatan di legislative, menteri dan presiden.
Adalah amanah amanah yang kami kejar, bukan sebagai ambisi duniawi. Kalau
sebatas itu saja alasannya, kalau hanya untuk keuntungan pribadi, kenikmatan
dunia, niscaya kami tidak akan mau mengejarnya. Karena kami menyadari betul
hakikat kehidupan kami yang teramat singkat ini. Tentang kenikmatan, nanti
saja, kami hanya mau kenikmatan abadi, Surga Firdaus..
Jadi, bagi kami
kader PKS, kekuasaan kekuasaan itu adalah jalan untuk memperbaiki sebanyak
banyaknya, sebesar besarnya negara kita tercinta Indonesia ini, meningkatkan
kesejahteraan rakyat, dan menebar sebanyak banyaknya manfaat dimuka bumi. Dan
untuk itu semua, cukup bagi kami, upahnya adalah senangnya tuhan kami, Allah
swt. Dan nanti hadiahnya, sama Allah dikasih surga.
Dan karena,
begitulah kami kader kader PKS memandang dunia ini, kami selalu dijaga, selalu
saling menjaga, untuk tidak tergoda akannya, yang biasa kita kenal dengan
korupsi dan sejenisnya..
Semangat,
pemahaman, dan kualifikasi kedekatan
dengan Tuhan kami tadi, berlaku untuk semua kader di seluruh bumi Indonesia, di
posisi apapun kami berada.
Masyarakat lalu
bertanya, apa untungnya buatmu, bersusah payah memperjuangkan orang lain.
Tidak! Karena kami tidak melihat jabatan ini sebagai sesuatu yg harus kami
miliki secara pribadi, maka jangan heran kalau kami selalu bersemangat
mengusung ‘orang lain – orang lain’ tersebut, Dengan bensin dari kantong
kantong pribadi kami sendiri. Karena dimata Allah, kami yang memperjuangkan
pemimpin pemimpin kami itu memperoleh nialainya sendiri. Dan sungguh kami
bersenang hati dengan senangnya Tuhan kami, Allah swt.
Akhirnya kami
dapat deskripsikan siapa kader PKS itu dengan deskripsi dari ustadz kami,
Ustadz Rahmat
Abdullah:
“ada kenyataan
seseorang berkat mujahadah keras yang dilakukannya mampu menjaga wudhunya
sepanjang hari, mengkhatamkan Al-Qur’an paling lama sebulan, tak putus tahajud,
selalu shalat jamaah di Masjid dan selalu puasa senin kamis atau ayamul bidh.
dalam muamalah selalu tepat waktu, berbakti kepada kedua orang tua, cair dalam
bergaul, argumentatif dalam diskusi, elegan, cemerlang dalam karir dan sejumlah
lagi kelebihan”
Dan kami akan
terus menyampaikan kepada masyarakat, bagaimana
kader kader PKS itu dibentuk. Dan kami akan perlihatkan pada masyarakat
kenyataannya, buktinya, deskripsi dari ustadz kami tersebut, Ustadz Rahmat
Abdullah diatas.
Bukan Riya’,
karena kami tau betul betapa tidak berartinya amalan kami jika tidak dibarengi
keikhlasan. Tapi beginilah kami harus berdakwah, menyebarluaskan Syiar, dan
mengajak masyarakat, dari kalangan manapun untuk bersama kami, berjuang bersama
kami. dan beginilah kami menjawab persepsi dari banyak masyarakat, kalau semua
partai itu sama saja, maka jawaban kami tidak, PKS berbeda.
Oleh:
akiAwan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar