Senin, 02 Juli 2012

Rahasia Kemenangan Moursi


Hanya 23 hari waktu yang dimiliki timses Moursi sebelum masa tenang pilpres  putaran pertama. Terhitung sejak kegagalan capres ikhwan yang pertama Khaerut  Shater pada proses verifikasi capres. Dengan sedikit waktu yang tersedia praktis menjadi tantangan tersendiri bagi  timses Moursi untuk mengenalkan capres yang mereka usung. Berbeda dengan calon lain yang sudah melakukan sosialisai sejak awal. Namun dengan kemenangan yang diraih oleh Moursi membuat orang bertanya-tanya. Apa rahasia di balik kemenangan Moursi menjadi orang nomor satu mesir?  Secara garis besar, kemenangan Moursi dalam pertarungan pilpres dapat diketahui dengan mengetahui beberapa faktor:

Pertama, Militansi  Kader Ikhwan

Bukan rahasia lagi jika kekuatan kader ikhwan menjadi rahasia utama kemenangan capres Moursi. Selain jumlahnya yang signifikan loyalitas kader ikhwan juga tidak diragukan lagi. Sebanyak 7 juta kader ikhwan tersebar di semua wilayah Mesir dan setiap saat siap digerakan untuk memenangkan pemilihan.

Khusus kader ikhwan yang berusia muda, hampir rata-rata memiliki kemampuan tekhnologi yang memadai.  Mereka juga telah akrab dengan dunia maya. Selain sebagai media sosialisasi, jejaring sosial seperti facebook dan twiter juga digunakan untuk mengkanter isu negatif yang dilancarkan oleh pendukung calon lain.

Pada hari pemilihan setiap kader ikhwan mendapat amanah untuk membawa setidaknya 50 pemilih di luar kader ikhwan. Selain itu, proses pencoblosan yang berlangsung selama dua hari membuat potensi kecurangan juga cukup besar. Untuk itu, di setiap TPS Ikhwan menempatkan setidaknya 20 orang untuk menjaga dan mengamankan suara sampai proses pencoblosan selesai. Secara bergantian, mereka mengamankan TPS selama 2 x 24 jam.

Di beberapa propinsi ikhwan juga menyediakan bus jemputan untuk mengantar pemilih ke TPS. Mengingat di banyak tempat jarak antara rumah warga dengan TPS mencapai 3 kilo meter bahkan lebih. Belum lagi mesir yang sedang memasuki musim panas. Pada siang hari suhu udara bisa mencapai 40 derajat. Bus-bus jemputan disediakan terutama untuk melayani ibu-ibu dan lansia.

Tidak diperbolehkannya masing-masing timses capres mendapatkan salinan DPT pemilih tidak mengurangi militansi kader terutama akhwat. Di sebuah TPS  misalnya, dijumpai beberapa akhwat yang berdiri di depan antrian pemilih. Sebelum masuk ke bilik pencoblosan, satu persatu pemilih  ditanya perihal capres yang akan dipilih. Jika jawabannya adalah Moursi maka dengan senyum mengembang mereka mengucapkan terima kasih dan sesegera mungkin rekannya memberikan tanda pada kertas yang bergambar Moursi. Begitu juga saat jawaban pemilih adalah Syafiq.

Sedang di tempat lain kader ikhwan bahu membahu membantu pemilih dengan menyediakan tenda darurat bagi warga yang sedang antri untuk melindungi warga dari panas.

Kedua, Bekal Pengalaman Pemilu Legislatif

Keikutsertaan ikhwan dalam pilpres mesir cukup mengejutkan banyak pihak. Mengingat jauh-jauh hari ikhwan menyatakan tidak akan mengajukan capres untuk pertarungan pilpres mesir. pada awalnya ikhwan hanya akan berkonsentrasi pada pemilihan anggota legislatif. Hal tersebut dimaksudkan sebagai upaya pembenahan dan perbaikan undang-undang mesir.

Namun masa depan revolusi mesir yang semakin terancam menuntut Ikhwan sebagai pemenang pemilu untuk mengajukan calon. Pada akhirnya ikhwan mengajukan Moursi menjadi capres setelah sebelumnya capres Khaerut Shater tidak lolos verifikasi di Komisi Pemilihan. Hal ini membuat mesin politik ikhwan, partai hurriyah wal Adalah yang sempat dingin kembali memanas. Sejak hari pertama pencalonan mesin partai yang tersebar di seluruh wilayah langsung digerakkan.

Kemenangan 47%  pemilu legislatif  beberapa bulan sebelumnya agaknya menjadi pengalaman berharga untuk kembali memenangi pertarungan. Terbukti pada dua kali pemilihan Moursi mampu mengungguli capres lainnya yang didukung oleh kekuatan materi juga media. Pengalaman yang didapat dari pemilihan legislatif tidak hanya pada pola sosialisasi calon. Lebih dari itu, pada pilpres kali ini ikhwan telah siap mengantisipasi potensi kecurangan yang mungkin terjadi selama proses pemilihan. Termasuk menghadapi black campain yang dilancarkan calon lain melalui media.

Ketiga, Variasi Kampanye

Sebab lain kemenangan Moursi dalam pilpres kali ini adalah variasi kampanye yang dilakukan kader ikhwan. Tidak hanya militansi, kader ikhwan juga kreatif. Dalam berbagai kampanye yang dilakukan, ikhwan mampu menarik massa dalam jumlah  besar. Sebuah hal yang tidak bisa dilakukan oleh timses capres lain.

Menurut salah satu anggota tim pemenangan Moursi, salah satu faktor kemenangan Moursi dalam pilpres kali ini adalah kemampuan kader dalam menembus semua lapisan masyarakat untuk memperkenalkan program-program Moursi untuk 4 tahun ke depan. Serta visi pembangunan mesir untuk jangka waktu 20 tahun ke depan. Dan yang terpenting adalah program 100 hari pertama Moursi yang akan memprioritaskan pada keamanan dan penyediaan kebutuhan pokok masyarakat yang sempat bermasalah beberapa bulan terakhir.

Sejak menit pertama pengumuman resmi Majelis Syuro ikhwanul muslimin terkait pancalonan, kader ikhwan langsung bekerja di lapangan. Sebanyak 812 markas pemenangan didirikan di semua wilayah. Hal menarik lain sebagaimana diungkap adalah, bahwa tumpuan utama mesin pergerakan bukan pada markas-markas pemenangan. Namun tertumpu langsung pada setiap kader yang jumlahnya jutaan dan tersebar  di seluruh wilayah mesir.

Sebuah prestasi yang tidak dimiliki timses lain, dimana timses Moursi mampu mendokumentasikan puluhan ribu video dengan berbagai durasi waktu. Serta jutaan foto dan gambar dalam berbagai momen. Setelah itu video dan gambar tersebut disebarkan melalui internet.  Dalam waktu kurang dari satu bulan timses Moursi juga mampu menggelar setidaknya 971 kampanye terbuka. Dan lebih dari 1677 kali parade kendaraan yang mampu menembus semua wilayah propinsi yang ada di mesir baik pedesaan maupun perkotaan.

Berbagai kreatifitas selama proses kampanye juga semakin dirasakan mengalami kemajuan dibanding pada pemilu legislatif. Namun hal terpenting dari semua kreatifitas itu adalah keberhasilan timses dalam mengenalkan program pembangunan capres ikhwan. Hingga meyakinkan warga untuk tidak ragu memilih Moursi.

Atas semua kerja dan prestasi ini pantaslah kemenangan menjadi milik umat. Semua kader ikhwan yang bekerja di semua lini, bekerja dengan semangat dan tanpa pamrih. Tidak ada yang diharapkan dari semua itu kecuali ridho Allah SWT dan kemenangan islam. Wallahu A’lam Bisshowab. ( Dikutip dari beberapa surat kabar mesir)

Dan katakanlah, “ Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanm,  begitu juga rasul-Nya dan orang orang mukmin. Dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui yang ghaib dan nyata, lalu diberikan kepadamu apa-apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Attaubah: 105)

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/06/21180/rahasia-kemenangan-moursi/#ixzz1zPvQliXy

Minggu, 18 Maret 2012

Sekjen PKS: Sistem Politik Indonesia Rapuh

Anis Matta, Lc
Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta, menilai sistem demokrasi Indonesia mewarisi kultur feodalisme. Karena itu, kekuasaan menjadi pusat kehidupan masyarakat. Adapun penguasa itu menjadi sosok yang bisa memerintah segalanya.

Maraknya kasus korupsi di pemerintahan dan legislatif, kata Anis, terjadi akibat sistem dan orangnya yang tidak siap menghadapi kultur politik seperti sekarang. "Sistem politik kita rapuh dan orang yang menjalaninya rapuh. Ini karena kita mewarisi persoalan korupsi yang menyebabkan Orde Baru jatuh," kata Anis saat menjadi pembicara dalam diskusi politik 'Partai Politik Masih Perlu Ga Sih? Mencari Akar dan Solusi Korupsi Politik' di Universitas Padjadjaran, Bandung, Ahad (18/3).

Kondisi itu, sebut Anis, membuat politik Indonesia menjadi kehilangan identitas dan ruhnya. Ini lantaran politisi yang ada tidak dipersiapkan dalam menjalani masa transisi yang luar biasa tidak bisa diprediksi. "Ini sumber masalah utama dunia politik," kata wakil ketua DPR tersebut.

Hadir sebagai pembicara lain dalam diskusi tersebut adalah Ketua DPP Departemen Hukum, HAM, dan Perundang-undangan PDIP, Arif Wibowo; pakar hukum tata negara Unpad, Indra Perwira; dan Wakil Koordinator Indonesian Corruption Watch (ICW), Luky Djani.

Sumber: 
http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/12/03/18/m12b08-sekjen-pks-sistem-politik-indonesia-rapuh
 

Selasa, 13 Maret 2012

Fiqh Aulawiyat dan Fiqh Muwazanat


Seseorang sahabat bertanya melalui SMS kepada saya, bagaimanakah prinsip-prinsip menetapkan prioritas kegiatan ? Pertanyaan kecil ini mengingatkan saya kepada “kajian lama” tentang Fikih Prioritas dan Fikih Pertimbangan. Maka saya menemukan pula “buku lama” dan “catatan lama”, rasanya tetap aktual untuk dihadirkan dalam zaman kekinian.

Fiqh Aulawiyat (Fikih Prioritas), menurut Dr. Yusuf Qardhawi, adalah fikih “meletakkan segala sesuatu pada peringkatnya dengan adil, dari segi hukum nilai dan pelaksanaannya”. Sehingga sesuatu yang tidak penting tidak didahulukan atas sesuatu yang penting. Sesuatu yang penting tidak didahulukan atas sesuatu yang lebih penting. Sesuatu yang tidak kuat (marjuh) tidak didahulukan atas sesuatu yang kuat (rajih). Sesuatu yang biasa-biasa saja tidak didahulukan atas sesuatu yang utama atau paling utama.

Allah Ta’ala telah berfirman :

“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu, dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu” (Ar Rahman: 7-9).

Sedangkan Fiqh Muwazanat (Fikih Pertimbangan) adalah fikih untuk memberikan pertimbangan untuk memilih (1) antara berbagai kemaslahatan dan manfaat dari berbagai kebaikan yang disyariatkan (2) antara berbagai bentuk kerusakan, madharat dan kejahatan yang dilarang agama (3) antara maslahat dan kerusakan, antara kebaikan dan kejelekan, apabila keduanya bertemu.

Pada akhirnya Fikih Pertimbangan memerlukan Fikih Prioritas, dan sebaliknya, karena keduanya memang berhubungan dengan erat.

PRINSIP-PRINSIP PENERAPAN FIKIH MUWAZANAT

Pertama, pertimbangan untuk memilih antara berbagai kemaslahatan

Kaidah yang digunakan untuk memilih antara berbagai kemaslahatan, adalah sebagai berikut:
·         Mendahulukan kepentingan yang sudah pasti atas kepentingan yang baru diduga adanya, atau baru diragukan.
  • Mendahulukan kepentingan yang besar atas kepentingan yang kecil.
  • Mendahulukan kepentingan jama’ah atas kepentingan pribadi.
  • Mendahulukan kepentingan yang banyak atas kepentingan yang sedikit.
  • Mendahulukan kepentingan yang berkesinambungan atas kepentingan sementara dan insidental.
  •  Mendahulukan kepentingan inti dan fundamental atas kepentingan yang bersifat formalitas dan tidak penting.
  • Mendahulukan kepentingan masa depan yang kuat atas kepentingan kekinian yang lemah.

Kedua, pertimbangan untuk memilih antara berbagai kemudharatan

Kaidah yang digunakan untuk menentukan pilihan antara berbagai kemudharatan adalah sebagai berikut:

  • Tidak ada bahaya dan tidak boleh membahayakan.
  • Suatu bahaya sedapat mungkin harus disingkirkan.
  • Suatu bahaya tidak boleh disingkirkan dengan bahaya yang sepadan atau lebih besar.
  • Memilih bahaya atau keburukan yang lebih ringan dibandingkan bahaya atau keburukan lainnya.
  • Memilih menanggung bahaya yang lebih rendah untuk menolak bahaya yang lebih tinggi.
  • Memilih menanggung bahaya yang khusus untuk menolak bahaya yang lebih luas dan umum.

Ketiga, pertimbangan untuk memilih antara kemaslahatan dan kemudharatan apabila keduanya bertemu

Kaidah-kaidah penting untuk memilih antara kebaikan dan keburukan apabila keduanya bertemu adalah sebagai berikut:

  • Menolak kerusakan didahulukan atas mengambil kemanfaatan.
  • Kerusakan kecil ditolerir untuk memperoleh kemaslahatan yang lebih besar.
  • Kerusakan yang bersifat sementara ditolerir untuk kemaslahatan yang berkesinambungan.
  • Kemaslahatan yang sudah pasti tidak boleh ditinggalkan karena adanya kerusakan yang baru diduga adanya.
BAGAIMANA MENGETAHUI KEMASLAHATAN DAN KEMUDHARATAN ?

Dr. Yusuf Qardhawi menjelaskan, “Kebaikan dan kerusakan di dunia serta di akhirat hanya dapat diketahui melalui syariat agama. Jika ada hal-hal yang belum diketahui, maka harus dicari dari dalil-dalil agama, yaitu Al Qur’an, As Sunnah, Ijma’, Qiyas yang benar dengan cara pengambilan dalil yang shahih”.

Masih menurut Dr. Qrdhawi, “Sedangkan kemaslahatan dunia dan hal-hal yang berkaitan dengannya dapat diketahui dengan kepentingan, pengalaman, kebiasaan, dan dugaan yang benar. Jika ada sesuatu yang masih belum diketahui maka harus dicari argumennya”.

PRINSIP-PRINSIP PENERAPAN FIKIH AULAWIYAT

  • Memprioritaskan kualitas atas kuantitas
  • Memprioritaskan ilmu atas amal
  • Memprioritaskan amal yang luas kemanfaatannya atas amal yang kurang luas kemanfaatannya
  • Memprioritaskan amal hati atas amal anggota badan
  • Memprioritaskan hal yang ushul (pokok) atas furu’ (cabang)
  • Memprioritaskan pengerjaan Fardhu atas Sunnah dan Nawafil
  • Memprioritaskan Fardhu Ain atas Fardhu Kifayah
  • Memprioritaskan meninggalkan yang haram atas yang makruh
  • Memprioritaskan hak hamba atas hak Allah semata
  • Memprioritaskan hak umat atas hak individu
  • Memprioritaskan wala’ terhadap kepada umat atas wala’ kepada kabilah dan individu
  • Memprioritaskan memperbaiki diri sebelum memperbaiki sistem
  • Memprioritaskan pembinaan (tarbiyah) sebelum jihad
 Oleh : Cahyadi Takariawan

Hasil Survei LSI Harus Jadi Bahan Introspeksi


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menyeruaknya Partai Nasdem di posisi empat besar berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) harus diantisipasi oleh semua pihak. Termasuk internal Nasdem itu sendiri.

''Jangan sampai hasil survei hanya sebagai mirror image, yang menganggap dan berasumsi bahwa diri sendiri bagus padahal tidak menurut banyak orang,'' kata anggota Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tiffatul Sembiring, di gedung DPR, Jakarta, Senin (12/3).

Sebelumnya, Ahad (11/3), LSI merilis jajak pendapat mengenai tingkat elektabilitas partai jika diadakan saat ini. Hasilnya, Partai Golkar menempati posisi pertama dengan perolehan 17,7 persen. Kemudian PDI Perjuangan 13,6 persen, Partai Demokrat 13,4 persen, Partai Nasdem 5,9 persen, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 5,3 persen, PPP 5,3 persen, Partai Keadilan Sejahtera 4,2 persen, Partai Gerindra 3,7 persen, Partai Amanat Nasional (PAN) 2,7 persen, dan Partai Hanura 0,9 persen

Dalam survei ini, hanya Partai Golkar dan Partai Nasdem yang mengalami kenaikan dari survei LSI sebelumnya. Golkar naik dari 15,5 persen dan Nasdem dari 1,6 persen. Dikatakan, kenaikan itu karena faktor iklan yang gencar.

Menurut Tiffatul, mulai naiknya elektabilitas Partai Nasdem harus jadi bahan instrospeksi. Pasalnya, survei itu dilakukan saat ini. Sementara, pelaksanaan pemilu masih dua tahun mendatang. ''Ini masih ada waktu sampai 2014 untuk memperbaiki kinerja,'' kata Tifatul.

Apalagi, ia melihat naiknya elektabilitas partai baru itu karena adanya keinginan masyarakat untuk mencari suatu alternatif dari pilihan-pillihan yang ada. Sehingga harus menjadi bahan pertimbangan bagi partai-partai lain, termasuk PKS.

''Ini bisa menjadi warning bagi semua partai yang ada, khususnya partai-partai yang ada di parlemen. Nasdem muncul karena masyarakat ingin mencari alternatif baru. Partai lain harus introspeksi,'' papar Menkominfo tersebut.

Hal senada diungkapkan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Hanura, Saleh Husin, yang mengatakan hasil survei LSI bukan akhir. Melainkan permulaan untuk segera melecut semangat kerja kader-kader partai. ''Biarkan partai dengan pemilunya sendiri-sendiri, yang jelas Hanura pasti bertahan di 2014,'' tegas dia.

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/12/03/12/m0s1px-hasil-survei-lsi-harus-jadi-bahan-introspeksi
 

Senin, 12 Maret 2012

PKS dan Ulama


“Apakah kunjungan ini dalam upaya PKS mendekati kalangan Nahdliyin,” tanya seorang wartawan kepada Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dalam konferensi pers usai acara penutupan Rapat Koordinasi Nasional PKS Zona Jati Jaya dan Bali-Nusra di Surabaya, Minggu (11/3) siang. Pertanyaan itu disampaikan mengingat sang wartawan membaca bahwa salah satu rangkaian acara Rakornas kali ini pimpinan PKS merencanakan bersilaturahim dengan Ketua Syuriah PWNU Jatim KH Miftahul Ahyar, Pimpinan Pondok Pesantren Miftahus Sunnah, Surabaya.
 
Menanggapi pertanyaan tersebut, Presiden PKS senyum-senyum saja. “Kita niatnya silaturahim. Ada atau tidak ada Rakornas kita selalu silaturahim dengan para ulama. Sebelumnya teman-teman pimpinan wilayah PKS juga melakukan silaturahim dengan para kyai dan ulama di sini,” jelas Luthfi.

Merasa kurang puas dengan jawaban tersebut, wartawan lainnya mengajukan pertanyaan lanjutan. Katanya, apakah PKS akan mengambil masa Nahdliyin yang merasa tidak puas dengan kinerja parpol-parpol yang sekarang ada, termasuk partai yang didirikan oleh kalangan Nahdliyin sendiri.

“Kita tidak maumencampuri urusan rumah tangga orang. Tujuan kita silaturahin ya silaturahim. Kalau niatnya lain nanti tidak dapat pahala,” jawab Luthfi.

Sebagai partai politik tentunya PKS tidak bisa lepas dari persepsi bahwa apa yang dilakukan dan dikerjakan, termasuk silaturahim dengan ulama, senantiasa dikaitkan dengan tujuan politis. Persepsi ini sah-sah saja. Namun sebagai partai politik, apalagi menasbihkan diri sebagai partai dakwah, PKS senantiasa berkomunikasi dengan para ulama.

Dan komunikasi dilakukan dengan ulama dari semua kalangan, tidak terbatas hanya pada ulama NU saja, tetapi juga dengan ulama-ulama dari Muhammadiyah, Persis, Al Irsyad, dan ulama dari sejumlah organisasi lainnya. Hal ini dilakukan karena PKS menyadari pentingnya membangun komunikasi dengan semua kalangan ulama untuk menciptakan kesalingpahaman, kesalingmengertian, dan juga kerja sama dalam proyek-proyek pembangunan umat.

Komunikasi juga penting untuk saling kenal. Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Dengan komunikasi beragam persoalan, beragam perbedaan, bahkan beragam kesalahpahaman bisa didiskusikan, diluruskan, dan dicarikan jalan keluar terbaik dalam kerangka ukhuwah islamiyah.

Bagi PKS ukhuwah islamiyah jauh lebih penting dari pada angka-angka electoral. PKS tidak menginginkan mencapai angka electoral yang tinggi dengan mengorbankan ukhuwah islmaiyah. Karenanya, dalam penyusunan UU Pemilu, PKS berkeinginan angka electoral threshold bisa mengakomodir lolosnya partai-partai berazas dan berbasis massa Islam, berdampingan dengan partai-partai nasionalis lainnya.

Dalam kerangka ukhuwuah islamiyah inilah PKS membangun komunikasi dan kerjasama dengan para ulama untuk meningkatkan peran serta ummat dalam pembangunan Indonesia ke depan.

“Kita melihat hari ini, moralitas menjadi persoalan krusial bangsa ini. Para ulamalah yang dapat membperbaikinya. Karena itu kami senantiasa bersilaturahim dengan ulama untuk meminta nasehat, mendiskusikan persoalan umat, untuk kemudian bersama-sama mencari solusi terbaik,” urai Presiden PKS

sumber: http://pks.or.id/content/pks-dan-ulama
 

Sabtu, 10 Maret 2012

Presiden PKS: Kami Fokus pada Dampak Sosial


SURABAYA, KOMPAS.com — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menunggu pemerintah menyusun formulasi menghadapi gejolak sosial pascakenaikan harga BBM April 2012. PKS berharap, formulasi tersebut berlaku efektif dan benar-benar membuat masyarakat tidak semakin terpuruk pascakenaikan harga BBM.

“Kami menunggu formulasi yang disusun oleh menteri terkait untuk dibahas bersama dan dikritisi” Lutfi Hasan Ishak

PKS secara prinsip memahami bahwa kebijakan menaikkan harga BBM terpaksa diambil pemerintah untuk mengimbangi harga pasar minyak dunia. ''Dalam konteks ini kami tidak punya urusan dengan harga minyak dunia, kami hanya fokus pada dampak sosial setelah kenaikan BBM,'' kata Presiden PKS Lutfi Hasan Ishak saat akan membuka Rakornas Jati Jaya, Bali, Nusra di Surabaya, Jumat (9/3/2012).

Dia khawatir, jika formulasi yang dibuat tidak efektif akan berdampak pada masalah ekonomi yang ujung-ujungnya juga berdampak pada stabilitas politik nasional. ''Kami menunggu formulasi yang disusun oleh menteri terkait untuk dibahas bersama dan dikritisi,'' tambahnya.

Menyikapi kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diterapkan sebagai salah satu kompensasi kenaikan harga BBM, Lutfi mengatakan, BLT hanya bersifat sementara sehingga tidak cukup signifikan untuk ''menyembuhkan'' korban kenaikan harga BBM.

Seperti diberitakan, pemerintah telah mengajukan usulan kenaikan harga BBM bersubsidi Rp 1.500 per liter dalam Rancangan APBN Perubahan 2012. Pemerintah juga menyiapkan empat kompensasi bagi masyarakat yang terkena dampak kenaikan harga BBM. Kompensasi itu, antara lain, bantuan langsung tunai, menambah jumlah penerima beasiswa bagi masyarakat miskin, menambah jumlah beras untuk rakyat miskin, dan kompensasi bagi sektor transportasi.